Rinaldi Syahran · Published 29 March 2018

EU LCS 2019 Ikuti Format NA LCS

Home > Artikel > League of Legends > EU LCS 2019 Ikuti Format NA LCS

Perubahan besar akan terjadi tahun 2019 pada EU LCS. Riot Games mengeluarkan berita terbaru bahwa EU LCS 2019 ikuti format NA LCS yang bermodel franchise. Penerapan model ini dilakukan pada EU LCS setelah penyelenggara melihat NA LCS sukses menerapkannya pada tahun 2018 ini. Kontrak kerjasama dari model ini akan berlangsung dalam kurun waktu 3 tahun. Tim yang setuju ikut serta dalam EU LCS dibebankan resiko berupa dikeluarkan dari franchise apabila memiliki performa yang jelek dan atau terdapat masalah kedisiplinan.

EU LCS 2019 Ikuti Format NA LCS

Setelah mengeluarkan pengumuman bahwa EU LCS 2019 ikuti format NA LCS, Riot Games selaku penyelenggara akan memulai pembukaan registrasi untuk tim yang mau ikut serta dalam European League of Legends Championship Series (EU LCS). Pembayaran keikutsertaan dibanderol dengan biaya yang lebih murah bila dibandingkan dengan NA LCS. Bagi tim yang sudah mempunyai anggota skuad untuk mengarungi EU LCS, maka tim dibanderol dengan biaya 8 juta euro. Apabila tim belum ada anggota skuad, maka dikenakan biaya 10,5 juta euro.

EU LCS 2019 Ikuti Format NA LCS

Harga di NA LCS sendiri ditetapkan sebesar 10 juta USD untuk yang sudah ada anggota skuad, dan USD13 bagi tim yang belum punya. Penerapan model franchise ini mempunyai dampak ekonomi yang positif untuk NA LCS dengan peningkatan profit sebesar USD140-200 juta.

Ada beberapa tahapan franchise untuk EU LCS, tepatnya 3 tahapan yang akan berlangsung dari saat ini hingga Desember 2018. Ketiga tahapan ini berlaku untuk semua tim yang sebelumnya peserta EU LCS dan juga yang nantinya berminat ikut serta dalam EU LCS.

Tahap pertama dari seleksi franchise adalah pemeriksaan aplikasi keikutsertaan berupa data keuangan, rencana prospek, latar belakang usaha, serta brand tim. Aplikasi yang lolos seleksi petugas pada tahap pertama akan masuk seleksi aplikasi tahap kedua kemudian ketiga yang akan dinilai oleh perwakilan dari Riot Gmaes di Berlin pada bulan Juli hingga dengan September 2018.  Setelah penilaian, dari Oktober sampai dengan Desember, Riot baru akan memilih dan mengeluarkan pengumuman tim yang berhak ikut EU LCS 2019.

Kompetisi eSports EU LCS

Penerapan sistem franchise pada NA LCS dan EU LCS disebabkan  sistem ini memiliki benefit ekonomi yang banyak. Sistem franchise mampu meningkatkan kuantitas pool uang yang didistribusikan ke Riot Games, pemain dan juga tim di EU LCS. Uang di pool berasal dari sponsor dan juga hak siar media untuk pagelaran EU LCS.

Dikabarkan bahwa, dengan sistem franchise pada EU LCS ini, para pemain akan mendapatkan uang sebanyak 35% dari total pendapatan pool. Sisanya sebesar 65% dibagi dua untuk pengeluaran liga oleh Riot Games dan juga untuk tim sesuai dengan prestasi yang dihasilkan tiap tim dalam kompetisi EU LCS.

Perubahan ke model franchise membantu peningkatan pool yang menjadikan Riot meningkatkan jumlah minimum gaji pemain yang tadinya sebesar USD29.791 menjadi USD74.749.  Selain benefit terdapat kekurangan model ini berupa pembubaran tim yang bisa saja terjadi ketika tim peserta EU LCS 2018 tak mampu membayar biaya keikutsertaan. Kejadian ini sudah menimpa Immortals yang sebelumnya berlaga pada NA LCS.

Penerapan model franchise ini tak akan berakhir pada kompetisi eSports EU LCS saja. Dikabarkan bahwa Riot secara perlahan akan mulai menerapkan di tiap region, tak terkecuali Indonesia yang juga akan segera mencicipinya. Gimana menurut kalian tentang model franchise ini? Apakah model ini pas diterapkan di semua wilayah atau tidak?


© 2024 PT. Gudang Pelangi Indonesia. All Rights Reserved